Pages

Sabtu, 26 September 2015

Raja Yoga



Rāja Yoga (Jalan Meditasi)
Guru-guru rāja yoga menyatakan bahwa agama tak hanya didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lampau, namun tak seorang pun dapat menjadi relijius hingga dia memiliki pengalaman yang sama terhadap dirinya. Yoga adalah pengetahuan yang mengajarkan pada kita bagaimana mendapatkan pengalaman-pengalaman ini. Tak banyak artinya jika berbicara tentang agama tanpa merasakannya. Jika di sini ada Tuhan maka kita harus melihat-Nya; jika ada roh disini maka kita harus merasakannya; jika tidak, lebih baik tak mempercayainya.
Manusia menginginkan kebenaran, ingin mengalami sendiri kebenaran itu. Jika ia telah memahami, menyadari, merasakannya dalam hatinya hati, maka dengan sendirinya semua keraguan akan sirna, semua kegelapan akan hilang dan semua yang bengkok di buat lurus, begitulah kata kitab Veda.
Pengetahuan Rāja Yoga berusaha menyajikan sebuah metoda praktis dan ilmiah pada manusia untuk mencapai kebenaran ini.

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT BHAKTI VEDANTA



Kosmologi Vedanta
Menurut Vedanta, penciptaan, pemeliharaan dan peleburan jagat raya ini dilaksanakan dibawah pelaksanaan Tuhan Yang Maha Esa- Sri Kresna. Barangkali masyarakat akan bertanya jika tuhan yang telah menciptakan jagat raya ini, apakah masih terdapat suatu tantangan ilmiah yang tersisa bagi para ilmuan? Menurut Vedanta tantangan ilmiah masih tetap ada yaitu untuk memahami tujuan dibalik penciptaan, rencana dan kehendak-Nya. Dengan memahami tujuan dibalik penciptaan jagat raya, seseorang dapat menginsafi pentingnya makna dan tujuan kehidupan sebagai manusia.

MOKSA MENURUT FILSAFAT JAINA



Pengertian Moksa dalam Filsafat Jaina
Bila belenggu, berarti jiwa bersosialisasi dengan benda materiil, maka kelepasan harus berarti terhentinya asosiasi ini secara mutlak antara jiwa dan benda materiil. Hal ini dapat dilaksanakan dengan dua jalan yaitu Samvara dan Nirjara. Samvara berarti menghentikan arus masuk benda materiil baru kedalam jiwa sedangkan Nirjara adalah menghilangkan secara total seluruh percampuran yang telah terjadi antara benda materiil dan jiwa.
Kita telah mengetahui nafsu menjurus kepada asosiasi jiwa dengan benda materiil. Nafsu itu muncul karena ketidak tahuan (awidya) ketidak tahuan kita tentang sifat sejati jiwa dan benda-benda materiil yang menyebabkan timbulnya amarah,angkuh, birahi, dan lobha.
Hanya pengetahuan yang dapat menghapus ketidaktahuan. Kaum jaina selalu menekankan kepada kita betapa pentingnya kita memiliki pengetahuan yang benar (Samyagjnyana). Atau pengetahuan tentang kebenaran. Pengetahuan yang  benar ini dapat kita capai dengan mepelajari secara tekun dan berhati-hati ajaran Guru (tirthankara).

WRHASPATI TATTWA





Kajian Lontar Wrhaspati Tattwa


I Pendahuluan
            Wrhaspati Tattwa adalah sebuah lontar yang tergolong tua usianya. Lontar ini menguraikan ajaran tentang kebenaran tertinggi yang bersifat Siwastik yang diuraikan secara sistematik. Wrhaspati Tattwa terdiri dari 74 pasal/sloka yang menggunakan bahasa Sansekerta dan Bahasa Jawa Kuno. Bahasa Sansekertanya disusun dalam bentuk sloka dan Bahasa Jawa Kunonya disusun dalam bentuk bebas (gancaran) yang dimaksudkan sebagai terjemahan atau penjelasan bahasa Sansekertanya. Lontar Wrhaspati Tattwa merupakan sebuah lontar mengandung ajaran samkya dan yoga. Bagian yang mengajarkan pembentukan alam semesta beserta isinya mengikuti ajaran samkya dan bagian yang mengajarkan etika pengendalian diri mengambil ajaran yoga.
          Secara etimologi Vrhaspati tattwa berasal dari kata “Whraspati” dan “Tattwa”, pengertian Wrhaspati adalah nama seorang bhagawan di sorga,,hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam Wrhaspati Tattwa Sloka 1 yang berbunyi sebagai berikut:
          Irikang kala bana sira wiku ring swarga
          Bhagawad Whraspati ngaran ira
          Sira ta maso mapuja di Bhatara.

KAJIAN SINGKAT LONTAR WRHASPATI TATTWA



WRHASPATI TATTWA

PENGERTIAN WRHASPATI TATTWA

Wrhaspati Tattwa berasal dari kata “whraspati” dak “Tattwa”, menurut beberapa sumber mengenai pengertian Wrhaspati adalah :
1.      “Wrhaspati “ berarti nama hari yaitu hari yang ke lima dari Pancawara ( Radite, Soma, Anggara, Buda, Wrhaspati, Sukra, Saniscara),”Dinas Pengajaran Propinsi Dati I Bali, tt :36-76”
2.      Nama seorang Bhagawan di Sorga, Hal ini terdapat dalam Wrhaspati Tattwa Seloka 1 yang berbunyi sebagai berikut :
Irikang kala bana sira wiku ring swarga Bhagawad Whraspati ngaran ira sira ta maso mapuja di Bhatara.
Arti :
Pada saat itu ada seorang petapa di sorga bernama Whraspati, Ia dating dan memuja Hyang Iswara.
Selanjutnya adalah arti kata Tattwa adalah sebagai berikut :
1.      Di dalam buku bersumber Tattwa Darsana menyebutkan bahwa tattwa itu berarti “Kebenaran itu sendiri” (I Gede Sura, tt : 24).
2.      Tat – twa (itulah)intisari,kebenaran alam, kebenaran realitas

Selasa, 19 Mei 2015

E-JOURNAL


AJARAN SIWAISTIS DALAM TEKS TUTUR BAGUS DYARSA
(Kajian Filosofis)
OLEH:
KOMANG BUDIARSANA
E-mail: komangbudiarsana71@gmail.com
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
Pembimbing I


Drs. I Wayan Redi, M.Ag     
      NIP.19631231 199403 2 020

Pembimbing II


Drs. I Ketut Wardana, M.Hum
     NIP. 19651231 198503 1 019
           
Mengetahui,

Wakil  Dekan I


Dr.Drs. I Made Surada, M.A
NIP. 19670206 1994031 003








ABSTRAK
Teks Tutur Bagus Dyarsa merupakan teks yang berpaham Siwaistis,  yang memiliki makna-makna luhur. Keberadaan teks Tutur Bagus Dyarsa belum banyak diketahui masyarakat secara umum, sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai makna-makna yang terkandung didalamnya. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan teks Tutur Bagus Dyarsa sebagai objek penelitian yaitu dengan judul “Ajaran Siwaistis Dalam Teks Tutur Bagus Dyarsa Kajian Filosofis”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana eksistensi ajaran Siwaistis dalam teks Tutur Bagus Dyarsa?. (2) Bagaimana konsep-konsep ajaran Siwaistis dalam teks Tutur Bagus Dyarsa?. (3) Apa makna filosofis yang terkandung dalam teks Tutur Bagus Dyarsa?.
 Adapun teori yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu teori semiotika, teori simbol dan teori makna, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jenis data dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Tehnik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Tehnik analisis data juga penting digunakan dalam penelitian ini. Penyajian analisis data menggunakan kajian filosofis yaitu mengkaji secara mendalam makna-makna yang terkandung dalam teks Tutur Bagus Dyarsa.
Setelah dilakukan analisis data maka hasil penelitian yang diperoleh bahwa struktur yang membangun teks Tutur Bagus Dyarsa terdiri dari sinopsis, insiden, alur, tokoh atau penokohan, latar, tema dan amanat. Eksistensi ajaran Siwaistis dalam teks Tutur Bagus Dyarsa tertuang dalam wejangan-wejangan yang diberikan Bhatara Guru kepada Bagus Dyarsa bahwa setiap manusia dalam menjalani hidup agar tidak dibutakan dengan kesenangan duniawi, manusia seharusnya sadar sepenuhnya tentang siapa dirinya yang sebenarnya. konsep-konsep ajaran Siwaistis dalam teks Tutur Bagus Dyarsa terdiri dari konsep tattwa, etika dan upacara, konsep tattwa yang dimaksud adalah ajaran tentang kebenaran, konsep etika yang dimaksud adalah ajaran tentang baik buruk seseorang dalam berprilaku yang akan berpengaruh pada kehidupan selanjutnya, konsep upacara yang dimaksud adalah hubungan manusia dengan Tuhan sebagai pencipta. Makna yang terkandung dalam teks Tutur Bagus Dyarsa yaitu hakekat estetika dan hakekat kehidupan sosial politik (socio political life). Hakekat estetika jika ditinjau dari nilai intrinsik maka teks Tutur Bagus Dyarsa memiliki makna pengendalian diri, seseorang memiliki kewajiban dalam memimpin dirinya sendiri, hakekat kehidupan sosio-politik yang dimaksud adalah agar dalam menjalani kehidupan ini hendaknya seseorang berpedoman pada perjalanan hidup Bagus Dyarsa sehingga kedamaian semasa hidup dan setelah kehidupan akan tercapai.

Kata Kunci: Ajaran Siwaistis, Teks Tutur Bagus Dyarsa, Kajian Filosofis.