Pages

Sabtu, 26 September 2015

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT BHAKTI VEDANTA



Kosmologi Vedanta
Menurut Vedanta, penciptaan, pemeliharaan dan peleburan jagat raya ini dilaksanakan dibawah pelaksanaan Tuhan Yang Maha Esa- Sri Kresna. Barangkali masyarakat akan bertanya jika tuhan yang telah menciptakan jagat raya ini, apakah masih terdapat suatu tantangan ilmiah yang tersisa bagi para ilmuan? Menurut Vedanta tantangan ilmiah masih tetap ada yaitu untuk memahami tujuan dibalik penciptaan, rencana dan kehendak-Nya. Dengan memahami tujuan dibalik penciptaan jagat raya, seseorang dapat menginsafi pentingnya makna dan tujuan kehidupan sebagai manusia.
Dalam Vedanta, studi tentang kesadaran merupakan akar segala sesuatu meliputi ciptaan dan tujuan jagat raya. Vedanta menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa-Yang Tertinggi dari seluruh mahluk yang memiliki kesadaran, mewujudkan diri-Nya Sendiri dalam berbagai manifestasi demi tujuan penciptaan. Para mahluk hidup atman, bersifat kekal dan merupakan bagian dari-Nya yang terpisah. Beliau sadar akan segala sesuatu yang ada di alam semesta sedangkan para mahluk hidup hanya sadar akan dirinya. Studi kosmologi secara seksama akan menyediakan fondasi untuk hubungan alamiah antara Tuhan dan para mahluk hidup individual, manusia dengan berbagai bentuk kehidupan yang lain dan manusia dengan lingkungan. Fondasi seperti itu merupakan hakikat dari etika global.
Perwujudan alam semesta material terpisah dari Tuhan sebagai energi material akibat pengaruh Kala (waktu) yang merupakan wujud impersonal (tanpa bentuk) Tuhan. Tuhan adalah sumber utama dan sebab dari segala sesuatu (sarva karana karanam). Dalam Bhagawadgita Tuahan Sri Kresna bersabda kepada Arjuan yang merupakan kawan dan penyembah-Nya, “Akulah sumber dari semua dunia rohani dan material. Segala sesuatu berasal dari Ku”. Sebelum menjelsakan siklus kosmis penciptaan, pemeliharaan dan peleburan jagat raya ini, kami akan menjelaskan secara singkat model Big Vision (Rancangan Besar) dibalik perwujudan kosmik menurut Vedanta.
2.1  Teori Big Vision
Teori Big Vision adalah sebuah istilah yang diberikan penulis untuk penciptaan dan asal mula jagat raya berdasarkan pada Vedanta. Dalam Srimadbhagavatam terdapat sebuah percakapan yang sangat penting antara dua keperibadian suci dan mulia yaitu Mitreya Muni dan Vidura. Vidura merasa tidak berbahagia sepenuhnya walaupun ia termasuk anggota penting kluarga kerajaan dalam Dinasti Pandava pada masa India purba. Karena itu ia mendekati Maitreya, kepribadian paling terpelajar dan bijaksana di dunia serta mengajukan berbagai pertanyaan penting mengenai kehidupan, penciptaan dan Tuhan. Jawaban Maitreya memuaskan hati Vidura. Percakapan Maitreya-Vidura yang tertulis dalam Srimadbhagavanta membentuk konsep paling mendasar dari model Big Vision :
Sukhaya karmani karoti na taih sukham vanyad uparaman va vindeta bhuyas tata eva dukham yad atra yaktam bhagavan vaden nah
Terjemahan:
Vidura berkata, “O kepribadian bijaksana dan mulia (Maitreya), setiap orang di dunia ini sibuk dalam kegiatan-kegiatan membuahkan hasil untuk mencapai kebahagiaan, namun seorang tidak mendapatkan kepuasan ataupun pengurangan akan penderitaannya. Sebaliknya, seorang akan makin menderita akaibat dari kegiatan semacam itu. Karena itu, mohon berikanlah kami petunjuk tentang bagaimana seorang harus menjalani hidup untuk meraih kebahagiaan sejati
Kebahagiaan merupakan tujuan tertinggi dari setiap mahluk hidup. Karenanya, penciptaan kosmis harus memiliki prinsip potensial yang mantap mengenai bagaimana cara agar setiap mahluk hidup dapat mencapai kebahagiaan sejati. Konsep inti Teori Big Vision adalah jagat rayamempunyai tujuan untuk membimbing mahluk hidup menuju jalan kebahagian yang sempurna. Merasa kagum atas keunikan kekayaan alam yang tidak dapat dipahami di dunia kosmis seperti huhum-hukum alam yang teratur (rancangan cerdas) dan keunikan nilai dari konstanta fisika jagat raya, banyak ilmuan dan sarjana yang terkemuka merasakan bahwa terdapat tujuan tertentu dari jagat raya ini. Roger Penrose menyatakan “Saya ingin mengatakan bahwa jagat raya ini memiliki suatu tujuan. Ia tidaklah diciptakan secara kebetulan.” Propesor Goerge Wald, Peraih Nobel dalam bidang Biologi menyatakan, “ Perbedaan yang besar antara massa nucleon dan electron merupakan salah satu keadaan yang diperlukan bagi kehidupan. Hampir seluruh massa sebuah atom berada dalam nucleus dan hal itu diperkirakan bertujuan untuk mempertahankan kedudukan terlepas dari bagaimana electron-elektron bergerak di sekelilingnya. Itulah satu-satunya penyebab mengapa segala sesuatu yang terdapat di dunia ini tetap pada posisinya. Jika proton dan neutron hampir sama massanya dengan electron baik berat maupun ringan, akan saling mengelilingi satu sama lain (di sekitar pusat massa) sehingga semua materi dijagat raya ini berupa cairan.”

Menurut Vedanta, tujuan dibalik manifestasi dunia material ini adalah untuk membawa para mahluk hidup yang di khayalkan menuju pada tingkat kebahagiaan yang sejati dengan membangkitkan Bhaktiyoga, pengabdian suci yang terdapat didalam diri setiap orang. Bhakti merupakan sifat pengabdian suci luhur untuk menghubungkan sang individu dengan jiwa tertinggi-Tuhan diserati kerendahan hati yang paling dalam dan pelayanan yang penuh cinta bhakti. Karena menyalahgunakan kehendak bebas (free will), para mahluk hidup di jagat raya ingin berperan sebagai Majikan Tertinggi dan menikmati secara tidak terbatas dengan cara memuaskan keinginan pikiran dan indra-indra yang tidak pernah berakhir. Ketika orang telah serius memahami kedudukannya yang salah tersebut dan menyadari bahwa ia tidak akan mampu mendapatkan kebahagiaan yang sejati secara material; maka ia akan mulai bertanya, “Apa kesalahan saya?” Bagaimana caranya saya mendapatkan kebahagiaan sejati? Kemudian, untuk memohon pertolongan ia akan berpaling kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian makna kehidupan yang lebih dalam merupakan titik balik kehidupan suatu individu.
Vedantasutra (VS. 1.1.1) memberikan petunjuk utama untuk memahami makna kehidupan dan Kebenaran Mutlak. Dengan cara mengajukan pertanyaan yang tulus, seorang yang cerdas akan sampai pada jalan yang benar sehingga memperoleh kembali kesadaran dan kebahagiaanya yang sejati. Dengan kata lain, manifestasi kosmis terjadi atas susunan Tuhan Yang Maha Esa untuk memberikan kesempatan pada umat manusia yang serius untuk mengubah diri mereka dari kesadaran material menjadi spiritual. Jadi, kosmologi Vedanta yang berdasarkan pada teori Big Vision yang agung dari Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk memebrikan kebahagiaan tertinggi kepada seluruh mahkluk hidup. Demikianlah Vedanta memberikan jawaban terhadap pertanyaan, “Mengapa jagat raya ini diciptakan? Karenanya, Vedanta menjelaskan kosmologi ketuhanan. Dalam Bhagawadgitadinyatakan bahwa Tuhan (Sri Krsna) Tuhan Yang Maha Esa menyatakan bahwa Beliau adalah sumber dari segalanya.
Tuhan Yang Maha Esa memiliki Big Vision dibalik penciptaan dari alam smesta dari material ini melalui berbagai energy dan perwakilan-perwakilan-Nya. Seperti dinyatakan sebelumnya, rancangan dibalik perwujudan kosmis ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada umat manusia yang serius agar mengubah dirinya dari suatu tingakat kesadaran yang terkait secara material menuju tingkat kesadaran spiritual (rohani) sehingga ia dapat menikmati kebahagian yang sejati. Seseorang dapat memperoleh sekilas pengertian tentang prinsip-prinsip dasar Big Vision dengan cara menga,ati beberapa gejala dalam laboratorium kosmis. Beberapa gejala tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Hakekat Kehidupan Material yang Bersifat Sementara.
Segala sesuatu di dunia material ini termasuk kehidupan manusia mempunyai awal dan akhir. Gejala yang paling terlihat di dunia material ini adalah semua mahluk hidup menderita dalam tingakatan yang berbeda. Pada kenyataannya, Vedanta menyebutkan tiga jenis penderitaan yaitu : adhyatmika (penderitaan yang disebabkan oleh badan dan pokiran), adhibautika (penderitaan yang disebabkan oleh mahluk hidup yang lain), adhidaivika (penderitaan yang disebabkan oleh gangguan-gangguan supranatural). Peradaban-peradaban besar muncul dan kemudian menghilang. Kekaisaran agung berkembang dengan pesat dan kemudian runtuh. Walaupun kita semua berharap untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal, namun kita menyaksikan bahwa semua rencana-rencana kita akan dihancurkan sautu saat nanti oleh derasnya sang waktu. Pengalaman semacam itu membantu dalam membangkitkan keinginan nurani seseorang untuk memperoleh kembali identitasnya yang sejati. Hal ini menandai dimulainya perjalanan seorang untuk mencari jawaban tentang tujuan hidup sejati yang memuncak pada keinsyafan terhadap hakekat sejati diri seseorang.
2.      Evolusi Kesadaran dan Keunikan Kehidupan Manusia
Menurut pandangan Veda, ada 8,4 x 10 pangakat 6 jenis kehidupan (Mikroorganisme, tumbuhan, mahluk air, burung reptile, binatang, mahluk yang termasuk dalam ras manusia dan manusia sendiri) digolongkan berdasarkan pada perbedaan tingkat kesadarannya. Berbagai spesies ini diciptakan untuk mengelompokkan tingkat kesadaran dari setiap individu. Terdapat evolusi kesadaran secara bertahap dimulai dari bentuk tingkat kesadaran yang lebih rendah ke bentuk kesadaran yang lebih tinggi berdasarkan pada hukum karma yang halus (Hukum sebab-akibat). Sang diri yang memiliki kesadaran atau ataman secara terus menerus berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya hingga sang diri atau unsur kehidupan itu mencapai bentuk manusia. Misalnya, kesadaran dari mikroorganisme dan semua bentuk kehidupan yang lain harus berevolusi menuju kesadaran manusia melalui perpindahan sang jiwa dengan cara mengikuti hukum-hukum karma. Bentuk kehidupan manusia merupakan hadiah tertinggi Tuhan Yang Maha Esa. Kerena dalam bentuk manusia ini, kesadaran sepenuhnya berkembang dan seseorang dapat bertanya tentang identitas sejatinya yang akan menunutunya menuju kebahagian yang kekal.
3.      Tuntutan dari Bentuk Paramatma Tuhan
Menurut Vedanta. Tuhan Yang Maha Esa berekspansi dan menemani setiap mahluk hidup tanpa terkecuali untuk menuntun kegiatan mereka. Hal ini terwujud dalam bentuk inspirasi atau pemikiran yang muncul secara tiba-tiba seperti yang dialami oleh para ilmuan pada saat mendapatkan mendapatkan penemuan baru dan juga penyair atau seniman dalam keadaan yang berbeda. Marilah kita mempertimbangkan contoh sebuah pesawat ruang agkasa dan mengirimnya keruang angkasa beserta astronotnya untuk suatu rencana dan tujuan tertentu. Jika kita memeriksa bagian dalam pesawat ruang agkasa tersebut, kita akan menemukan bahwa setiap bagiannya pasti memiliki suatu fungsi dalam keseluruhan kerja pesawat ruang angkasa tersebut demi tercapainya tujuan dari perencanaannya. Hal yang sama juga terjadi pada planet-planet yang bergerak dijagat raya yang luas ini. menurut Vedanta, seluruh planet dan benda angkasa yang beraneka ragam bergerak dengan kecepatan yang berbeda disertai dengan berbagai fasilitas. Dan keadaan atmosfer ; diciptakan dibawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi kecerdasan dan keahlian yang luar biasa dalam hukum-hukum alam semesta telah menuntun banyak ilmuan untuk memahami campur tangan rohani Tuhan dibalik penciptaan. Newtown, yang hukum gerak dan gravitasinya melahirkan era sains menyatakan, “Susunan matahari, planet-planet dan komet-komet yang paling indah ini, hanya dapat berjalan atas perintah dan kuasa dari suatu Mahluk yang cerdas dan perkasa. Demikian juga Nicholas Copernicus merasakan bahwa, “Jagat raya ini telah diciptakan untuk kita oleh Sang Pencipta yang snagat baik hati dan sempurna.
Kepler yang mencetuskan tiga hukum yang terkenal tentang pergerakan planet-planet, merasakan kehadiran Tuhan dalam berbagai ciptaan-Nya yang menakjubkan. Kita menemukan pada bagian akhir dari bukunya yang kelima yang berjudul Cosmic Harmony (Keharmonisan Kosmis) diman Kepler menyatakan, “Saya, telah berusaha dengan akal sehat manusia, dilengkapi dengan perhitungan geometri berusaha untuk mencapai suatu wawasan mengenai cara Beliau menciptakan; semoga Sang Pencipta surge sendiri, Bapak dari segala akal budi, pemilik abadi keberadaan indra-indra kita, semoga Beliau yang kekal senantiasa memberikan karunia-Nya kepada saya dan melindungi saya dengan menyampaikan apapun tentang karya Beliau yang tidak dapat dibenarkan dihadapan kebesarnan-Nya atau yang mungkin menyesatkan daya nalar kita dan semoga Beliau menyebabkan kita mencita-citakan kesempurnaan karya cipta-Nya dengan cara mengabdikan kehidupan kita. Semua pernyataan ilmuan diatas mendukung peranan bentuk Paramatma Tuhan dalam kehidupan setiap orang.
Teori Big Vision mampu menjawab berbagai pertanyaan yang solusinya tidak dapat ditemukan dalam model Big Bang. Mengapa terdapat berbagai pelanet yang berbeda; kapan dan bagaimana jagat raya kita ini akan berakhir? Menurut kosmologi Vedanta, berbagai planet yang berbeda di ciptakan untuk memenuhi berbagai keinginan dari berbagai mahluk hidup dan alam semesta kita adalah alam semesta yang tertutup, yang akan berakhir dalam 155,518 x 10 pangkat 12 tahun. Berdasarkan kosmologi Vedanta, teori big Vision secara lebih jauh menyampaikan bahwa saat ini alam semesta telah berusia 155,522 x 10 pangkat 12 tahun. Karena gambaran kosmologi Vedanta yang lengkap berada di luar jangkauan artikel ini.
2.2  Unsur-unsur Kosmis dan Beberapa Terminologi dalam Vedanta
Model Vedanta memiliki teori tersendiri mengenai unsure-unsurnya. Unsure-unsur tersebut mampu berada dalam keadaan termanifestasi maupun tidak termanifestasi. Sebuah uraian singkat tentang beberapa unsur kosmis adalah sebagai berikut :
a.       Pradhana: unsure uni merupakan bentuk maeri awal, tertidur, tak termanifestasi dan halus. Dalam keadaan ini, sebab dan akibat belum dapat dipisahkan. Ini merupakan jumlah keseluruhan dari semua unsur yang belum berkembang dan haus. Dengan kata lain, hal ini merupakan keadaan alam material yang berada tepat ia termanifestasi.
b.      Mahat-tattwa : unsur uni mengandung seluruh komponen perwujudan material. Mahat-tattwa tercipta oleh pandangan Tuhan Visnudi suatu bagian angkasa spiritual yang maha luas. Mahat-tattwa ini seperti awan di langit yang terang. Seperempat bagian dari keseluruhan akangkasa spiritual yang ditutupi oleh Mahat-tattwa disebut dengan angkasa material. Di dalam Mahat tattwa ini terdapat alam smesta yang tak terhingga jumlahnya.
c.       Tiga sifat alam material: atas kehendak Tuhan alam material bermanifestasi dalamberbagai sifat untuk mengelompokkan berbagai keinginan para mahluk hidup. Alam material ini secara umum dibagi menjadi tiga kategori yang disebut dengan tiga sifat alam yaitu: sattvam, (kebaikan), rajah (nafsu), dan tamah (kebodohan). Mahluk hidup bertindak secara berbeda ketika berinteraksi dengan ketiga sifat alam semesta ini. sifat kebaikan lebih suci daripada dua sifat lainnya dan semua mahluk hidup baik manusia, hewan, burung, tumbuhan, dan sebagainya dipengaruhi oleh berbagai sifat alam dalam tingkatan yang berbeda.
d.      Prakerti dan Purusha (Materi dan Spirit) : Prakerti merupakan energy eksternal Tuhan Yang Maha Esa sendiri.materi tidak memiliki kekuatan untuk mencipta tanpa adanya kuasa dari Purusha(spirit), seperti halnya seorang wanita tidak dapat mengandung seorang anak tanpa hubungan dengan seorang laki-laki. Purusha memberikan benih dan Prakrti melahirkan. Seoerti halnya dalam sebuah badan individual, kesadaran (jiwa) adalah sumber dari seluruh energy badan. Demikian juga kesadaran Tertinggi Tuhan, merupakan sumber dari seluruh energy di alam material. Ketika ciptaan kosmis berlangsung, para mahluk hidup secara langsung diciptakan oleh tuhan; mereka tidak pernah menajdi produk materi atau suatu bentuk kombinasi dari materi. Di dunia material, karena para jiwa yang terikat menjadikan alam material (prakrti) sebagai objek kenikmatannya maka ia mengambil kedudukan sebagai sang penikmat sehingga disebut sebagai purusha. Dalam Vedanta, materi dan jiwa (spirit) adalah dua kategori yang berbeda.
e.       Kekekalan dan Kesementaraan : dalam Vedanta, terdapat penjelasan mengenai lima macam kebenaran. Lima macam kebenaran itu adalah : 1. Iswara (Tuhan Ynag Maha Esa), 2. Jiwa (mahluk hidup), 3. Prakerti atau Materi, 4. Kala (waktu yang kekal), 5. Karma (tindakan). Diantara kelima hal itu, Tuhan, para mahluk hidup, alam material dan waktu adalah kekal. Karma berarti tindakan yang dilakukan oleh para mahlik hidup dibawah pengaruh tiga sifat alam material baik secara fisik maupun psikologis. Karma bersifat sementara. Dunia material bersifat sementara. Dunia material bersifat sementara sedangkan dunia spiritual adalah kekal. Menurut Vedanta, manifestasi alam semesta berlangsung dalam sebuah siklus dan terdapat perubahan yang konstan terhadap keadaan alam material jagat raya ini. akan tetapi sang jiwa atau atman, yang berinteraksi dengan energy material ini tidak mengalami perubahan. Karena itu, tujuan utama Vedanta adalah untuk mengarakan sang jiwa yang terpernagkap dalam perubahan konstan alam material menuju ke dunia rohani dimana jati diri beserta fungsinya akan terungkap secara sempurna. Jadi, keberadaan mahluk hidup dalam materi bersifat sementara sedangkan keberadaanya di dunia rohani kekal.
f.       Vyakta dan Avyakta (Terwujud dan Tak Terwujud) : Vyakta yang berarti terwujud terdiri dari obyek indria-indria dan hal-hal yang dapat dirasakan di dunia. Avyakya berarti tak terwujud, yang berada di luar persepsi indria-indria. Contoh Pradhana, dsb.
g.      Brahmajyoti, Ankasa Spiritual dan Material: Barahmajyoti atau angkasa spiritual adalah sinar Tuhan yang besifat menyilaukan. Ini merupakan energy spiritual Tuhan dalam bentuknya yang impersonal. Dalam brahmajyoti terdapat planet-planet Vaikuntha yang tidak terbatas jumlahnya, yang bersifat spiritual dan bercahaya. Pada saat penciptaan kosmis, suatu bagian dari brahmajyoti ditutupi oleh Mahat-tattwa yang disebut ankasa material. Angkasa material hanyalah seperempat bagian angkasa spiritual.
2.3  Ruang dan Waktu dalam Kosmologi Vedanta
Dalam Vedanta, Kala (waktu) bersifat kekal. Ia merupakan aspek impersonal Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagawadgita Sri Krsna, bersabda, kalo smi loka-ksaya-krt-pravraddho, “Aku adalah waktu, penghancur dunia yang hebat. Ini adalah sloka yang dikutip oleh Robert Oppenhimer pada saat uji coba bom atom yang pertama di Los Alamos, New Mexico, USA pada tanggal 16 Juli 1945. Dalam Srimadbhagavatam, Resi Maitreya menjelaskan bahwa waktu yang kekal merupakan sumber utama interaksi ke tiga sifat alam material. Waktu tidak dapat dirubah, tidak terbatas serta berfungsi sebagai alat Tuhan Yang Maha Esa dalam kegiatan penciptaan dunia material. Dalam kosmologi Vedanta runag dan waktu sangat berkaitan, waktu merupakan penyebab utama dari segala pristiwa setrta menggerakkan seluruh aktivitas di alam smesta material. Waktu merupakan ukuran dasar dari aktivitas indria-indria kita.
2,4 Dua Keadaan Materi dan Pengaktifan Materi Oleh Jiwa
Harus dicermati bahwa komponen-komponen dasar kosmis terdiri dari dua keadaan yaitu aktif dan tidak aktif. Substansi total awal yang tak terwujud dan tidak aktif di sebut dengan Pradhana. Pada saat penciptaan, Pradhana diaktifkan oleh Purusha, Tuhan Yang Maha Esa, dan materi menjadi terwujud,yang disebut dengan prakrti. Baik materi maupun jiwa besifat kekal. Akan tetapi, pada saat penciptaan berlangsung dalam siklus kosmis yang bagaikan perubahan musim, jumlah keseluruhan materi yang tak terwujud diaktifkan oleh Jiwa Yang Utama dan energy kosmis mulai tercipta. Inilah yang disebut dengan perwujudan sementara dari energy material. Energy material ini kemudian diubah oleh kehadiran dari mahluk spiritual yang memiliki kesadaran. Dengan kata lain, materi seperti itu bersifat tidak aktif namun menjadi aktif oleh kehadiran sang jiwa, seperti halnya seekor burung yang hidup. Burung bisa terbang karena di dalamnya terdapat jiwa atau atman, bunga api spiritual, (Spiriton). Namun, akibat susunan dari alam, badan memiliki periode waktu terbatas. Badan mengalami kematian dan tidak aktif lagi ketika sang jiwa meninggalkannya. Pada saat seluruh jagat raya berakhir maka komponen-komponen material kembali lagi dalam keadaan tak terwujud, yang bersifat kekal. Itulah perbedaan antara jiwa dan materi. Makluk spiritual yang tertinggi (Tuhan) adalah sumber awal dari materi dan jiwa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar