Kosmologi Vedanta
Menurut Vedanta, penciptaan, pemeliharaan dan peleburan jagat raya ini
dilaksanakan dibawah pelaksanaan Tuhan Yang Maha Esa- Sri Kresna. Barangkali
masyarakat akan bertanya jika tuhan yang telah menciptakan jagat raya ini,
apakah masih terdapat suatu tantangan ilmiah yang tersisa bagi para ilmuan?
Menurut Vedanta tantangan ilmiah
masih tetap ada yaitu untuk memahami tujuan dibalik penciptaan, rencana dan
kehendak-Nya. Dengan memahami tujuan dibalik penciptaan jagat raya, seseorang
dapat menginsafi pentingnya makna dan tujuan kehidupan sebagai manusia.
Dalam Vedanta, studi tentang kesadaran merupakan akar segala sesuatu
meliputi ciptaan dan tujuan jagat raya. Vedanta
menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa-Yang Tertinggi dari seluruh mahluk
yang memiliki kesadaran, mewujudkan diri-Nya Sendiri dalam berbagai manifestasi
demi tujuan penciptaan. Para mahluk hidup atman,
bersifat kekal dan merupakan bagian dari-Nya yang terpisah. Beliau sadar
akan segala sesuatu yang ada di alam semesta sedangkan para mahluk hidup hanya
sadar akan dirinya. Studi kosmologi secara seksama akan menyediakan fondasi
untuk hubungan alamiah antara Tuhan dan para mahluk hidup individual, manusia
dengan berbagai bentuk kehidupan yang lain dan manusia dengan lingkungan.
Fondasi seperti itu merupakan hakikat dari etika global.
Perwujudan alam semesta material
terpisah dari Tuhan sebagai energi material akibat pengaruh Kala (waktu) yang merupakan wujud impersonal
(tanpa bentuk) Tuhan. Tuhan adalah sumber utama dan sebab dari segala sesuatu (sarva karana karanam). Dalam Bhagawadgita Tuahan Sri Kresna bersabda
kepada Arjuan yang merupakan kawan dan penyembah-Nya, “Akulah sumber dari semua
dunia rohani dan material. Segala sesuatu berasal dari Ku”. Sebelum menjelsakan
siklus kosmis penciptaan, pemeliharaan dan peleburan jagat raya ini, kami akan
menjelaskan secara singkat model Big Vision (Rancangan Besar) dibalik
perwujudan kosmik menurut Vedanta.
2.1 Teori
Big Vision
Teori
Big Vision adalah sebuah istilah yang diberikan penulis untuk penciptaan dan
asal mula jagat raya berdasarkan pada Vedanta. Dalam Srimadbhagavatam terdapat sebuah percakapan yang sangat penting
antara dua keperibadian suci dan mulia yaitu Mitreya Muni dan Vidura. Vidura
merasa tidak berbahagia sepenuhnya walaupun ia termasuk anggota penting kluarga
kerajaan dalam Dinasti Pandava pada masa India purba. Karena itu ia mendekati
Maitreya, kepribadian paling terpelajar dan bijaksana di dunia serta mengajukan
berbagai pertanyaan penting mengenai kehidupan, penciptaan dan Tuhan. Jawaban
Maitreya memuaskan hati Vidura. Percakapan Maitreya-Vidura yang tertulis dalam Srimadbhagavanta membentuk konsep paling
mendasar dari model Big Vision :
Sukhaya karmani karoti na taih
sukham vanyad uparaman va vindeta bhuyas tata eva dukham yad atra yaktam
bhagavan vaden nah
Terjemahan:
Vidura
berkata, “O kepribadian bijaksana dan mulia (Maitreya), setiap orang di dunia
ini sibuk dalam kegiatan-kegiatan membuahkan hasil untuk mencapai kebahagiaan,
namun seorang tidak mendapatkan kepuasan ataupun pengurangan akan
penderitaannya. Sebaliknya, seorang akan makin menderita akaibat dari kegiatan
semacam itu. Karena itu, mohon berikanlah kami petunjuk tentang bagaimana seorang
harus menjalani hidup untuk meraih kebahagiaan sejati
Kebahagiaan
merupakan tujuan tertinggi dari setiap mahluk hidup. Karenanya, penciptaan
kosmis harus memiliki prinsip potensial yang mantap mengenai bagaimana cara
agar setiap mahluk hidup dapat mencapai kebahagiaan sejati. Konsep inti Teori
Big Vision adalah jagat rayamempunyai tujuan untuk membimbing mahluk hidup
menuju jalan kebahagian yang sempurna. Merasa kagum atas keunikan kekayaan alam
yang tidak dapat dipahami di dunia kosmis seperti huhum-hukum alam yang teratur
(rancangan cerdas) dan keunikan nilai dari konstanta fisika jagat raya, banyak
ilmuan dan sarjana yang terkemuka merasakan bahwa terdapat tujuan tertentu dari
jagat raya ini. Roger Penrose menyatakan “Saya ingin mengatakan bahwa jagat
raya ini memiliki suatu tujuan. Ia tidaklah diciptakan secara kebetulan.”
Propesor Goerge Wald, Peraih Nobel dalam bidang Biologi menyatakan, “ Perbedaan
yang besar antara massa nucleon dan
electron merupakan salah satu keadaan yang diperlukan bagi kehidupan. Hampir
seluruh massa sebuah atom berada dalam nucleus dan hal itu diperkirakan
bertujuan untuk mempertahankan kedudukan terlepas dari bagaimana
electron-elektron bergerak di sekelilingnya. Itulah satu-satunya penyebab
mengapa segala sesuatu yang terdapat di dunia ini tetap pada posisinya. Jika
proton dan neutron hampir sama massanya dengan electron baik berat maupun
ringan, akan saling mengelilingi satu sama lain (di sekitar pusat massa)
sehingga semua materi dijagat raya ini berupa cairan.”
Menurut
Vedanta, tujuan dibalik manifestasi dunia material ini adalah untuk membawa
para mahluk hidup yang di khayalkan menuju pada tingkat kebahagiaan yang sejati
dengan membangkitkan Bhaktiyoga, pengabdian suci yang terdapat didalam diri
setiap orang. Bhakti merupakan sifat pengabdian suci luhur untuk menghubungkan
sang individu dengan jiwa tertinggi-Tuhan diserati kerendahan hati yang paling
dalam dan pelayanan yang penuh cinta bhakti. Karena menyalahgunakan kehendak
bebas (free will), para mahluk hidup di jagat raya ingin berperan sebagai
Majikan Tertinggi dan menikmati secara tidak terbatas dengan cara memuaskan
keinginan pikiran dan indra-indra yang tidak pernah berakhir. Ketika orang
telah serius memahami kedudukannya yang salah tersebut dan menyadari bahwa ia
tidak akan mampu mendapatkan kebahagiaan yang sejati secara material; maka ia
akan mulai bertanya, “Apa kesalahan saya?” Bagaimana caranya saya mendapatkan
kebahagiaan sejati? Kemudian, untuk memohon pertolongan ia akan berpaling
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian makna kehidupan yang lebih dalam
merupakan titik balik kehidupan suatu individu.
Vedantasutra
(VS. 1.1.1) memberikan petunjuk utama untuk memahami makna kehidupan dan
Kebenaran Mutlak. Dengan cara mengajukan pertanyaan yang tulus, seorang yang
cerdas akan sampai pada jalan yang benar sehingga memperoleh kembali kesadaran
dan kebahagiaanya yang sejati. Dengan kata lain, manifestasi kosmis terjadi
atas susunan Tuhan Yang Maha Esa untuk memberikan kesempatan pada umat manusia
yang serius untuk mengubah diri mereka dari kesadaran material menjadi
spiritual. Jadi, kosmologi Vedanta yang berdasarkan pada teori Big Vision yang
agung dari Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk memebrikan kebahagiaan tertinggi
kepada seluruh mahkluk hidup. Demikianlah Vedanta memberikan jawaban terhadap
pertanyaan, “Mengapa jagat raya ini diciptakan? Karenanya, Vedanta menjelaskan kosmologi
ketuhanan. Dalam Bhagawadgitadinyatakan bahwa Tuhan (Sri Krsna) Tuhan Yang Maha
Esa menyatakan bahwa Beliau adalah sumber dari segalanya.
Tuhan
Yang Maha Esa memiliki Big Vision dibalik penciptaan dari alam smesta dari
material ini melalui berbagai energy dan perwakilan-perwakilan-Nya. Seperti
dinyatakan sebelumnya, rancangan dibalik perwujudan kosmis ini adalah untuk
memberikan kesempatan kepada umat manusia yang serius agar mengubah dirinya
dari suatu tingakat kesadaran yang terkait secara material menuju tingkat
kesadaran spiritual (rohani) sehingga ia dapat menikmati kebahagian yang
sejati. Seseorang dapat memperoleh sekilas pengertian tentang prinsip-prinsip
dasar Big Vision dengan cara menga,ati beberapa gejala dalam laboratorium
kosmis. Beberapa gejala tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hakekat
Kehidupan Material yang Bersifat Sementara.
Segala
sesuatu di dunia material ini termasuk kehidupan manusia mempunyai awal dan
akhir. Gejala yang paling terlihat di dunia material ini adalah semua mahluk
hidup menderita dalam tingakatan yang berbeda. Pada kenyataannya, Vedanta
menyebutkan tiga jenis penderitaan yaitu : adhyatmika
(penderitaan yang disebabkan oleh badan dan pokiran), adhibautika (penderitaan yang disebabkan oleh mahluk hidup yang
lain), adhidaivika (penderitaan yang
disebabkan oleh gangguan-gangguan supranatural). Peradaban-peradaban besar
muncul dan kemudian menghilang. Kekaisaran agung berkembang dengan pesat dan
kemudian runtuh. Walaupun kita semua berharap untuk mendapatkan kebahagiaan
yang kekal, namun kita menyaksikan bahwa semua rencana-rencana kita akan
dihancurkan sautu saat nanti oleh derasnya sang waktu. Pengalaman semacam itu
membantu dalam membangkitkan keinginan nurani seseorang untuk memperoleh
kembali identitasnya yang sejati. Hal ini menandai dimulainya perjalanan
seorang untuk mencari jawaban tentang tujuan hidup sejati yang memuncak pada
keinsyafan terhadap hakekat sejati diri seseorang.
2. Evolusi
Kesadaran dan Keunikan Kehidupan Manusia
Menurut
pandangan Veda, ada 8,4 x 10 pangakat 6 jenis kehidupan (Mikroorganisme,
tumbuhan, mahluk air, burung reptile, binatang, mahluk yang termasuk dalam ras
manusia dan manusia sendiri) digolongkan berdasarkan pada perbedaan tingkat
kesadarannya. Berbagai spesies ini diciptakan untuk mengelompokkan tingkat
kesadaran dari setiap individu. Terdapat evolusi kesadaran secara bertahap
dimulai dari bentuk tingkat kesadaran yang lebih rendah ke bentuk kesadaran
yang lebih tinggi berdasarkan pada hukum karma
yang halus (Hukum sebab-akibat). Sang diri yang memiliki kesadaran atau
ataman secara terus menerus berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya hingga
sang diri atau unsur kehidupan itu mencapai bentuk manusia. Misalnya, kesadaran
dari mikroorganisme dan semua bentuk kehidupan yang lain harus berevolusi
menuju kesadaran manusia melalui perpindahan sang jiwa dengan cara mengikuti
hukum-hukum karma. Bentuk kehidupan manusia merupakan hadiah tertinggi Tuhan
Yang Maha Esa. Kerena dalam bentuk manusia ini, kesadaran sepenuhnya berkembang
dan seseorang dapat bertanya tentang identitas sejatinya yang akan menunutunya
menuju kebahagian yang kekal.
3. Tuntutan
dari Bentuk Paramatma Tuhan
Menurut
Vedanta. Tuhan Yang Maha Esa berekspansi dan menemani setiap mahluk hidup tanpa
terkecuali untuk menuntun kegiatan mereka. Hal ini terwujud dalam bentuk
inspirasi atau pemikiran yang muncul secara tiba-tiba seperti yang dialami oleh
para ilmuan pada saat mendapatkan mendapatkan penemuan baru dan juga penyair
atau seniman dalam keadaan yang berbeda. Marilah kita mempertimbangkan contoh
sebuah pesawat ruang agkasa dan mengirimnya keruang angkasa beserta astronotnya
untuk suatu rencana dan tujuan tertentu. Jika kita memeriksa bagian dalam
pesawat ruang agkasa tersebut, kita akan menemukan bahwa setiap bagiannya pasti
memiliki suatu fungsi dalam keseluruhan kerja pesawat ruang angkasa tersebut
demi tercapainya tujuan dari perencanaannya. Hal yang sama juga terjadi pada
planet-planet yang bergerak dijagat raya yang luas ini. menurut Vedanta,
seluruh planet dan benda angkasa yang beraneka ragam bergerak dengan kecepatan
yang berbeda disertai dengan berbagai fasilitas. Dan keadaan atmosfer ;
diciptakan dibawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi
kecerdasan dan keahlian yang luar biasa dalam hukum-hukum alam semesta telah
menuntun banyak ilmuan untuk memahami campur tangan rohani Tuhan dibalik
penciptaan. Newtown, yang hukum gerak dan gravitasinya melahirkan era sains
menyatakan, “Susunan matahari, planet-planet dan komet-komet yang paling indah
ini, hanya dapat berjalan atas perintah dan kuasa dari suatu Mahluk yang cerdas
dan perkasa. Demikian juga Nicholas Copernicus merasakan bahwa, “Jagat raya ini
telah diciptakan untuk kita oleh Sang Pencipta yang snagat baik hati dan
sempurna.
Kepler
yang mencetuskan tiga hukum yang terkenal tentang pergerakan planet-planet,
merasakan kehadiran Tuhan dalam berbagai ciptaan-Nya yang menakjubkan. Kita
menemukan pada bagian akhir dari bukunya yang kelima yang berjudul Cosmic Harmony (Keharmonisan Kosmis) diman
Kepler menyatakan, “Saya, telah berusaha dengan akal sehat manusia, dilengkapi
dengan perhitungan geometri berusaha untuk mencapai suatu wawasan mengenai cara
Beliau menciptakan; semoga Sang Pencipta surge sendiri, Bapak dari segala akal
budi, pemilik abadi keberadaan indra-indra kita, semoga Beliau yang kekal
senantiasa memberikan karunia-Nya kepada saya dan melindungi saya dengan
menyampaikan apapun tentang karya Beliau yang tidak dapat dibenarkan dihadapan
kebesarnan-Nya atau yang mungkin menyesatkan daya nalar kita dan semoga Beliau
menyebabkan kita mencita-citakan kesempurnaan karya cipta-Nya dengan cara
mengabdikan kehidupan kita. Semua pernyataan ilmuan diatas mendukung peranan
bentuk Paramatma Tuhan dalam kehidupan setiap orang.
Teori
Big Vision mampu menjawab berbagai pertanyaan yang solusinya tidak dapat
ditemukan dalam model Big Bang. Mengapa terdapat berbagai pelanet yang berbeda;
kapan dan bagaimana jagat raya kita ini akan berakhir? Menurut kosmologi
Vedanta, berbagai planet yang berbeda di ciptakan untuk memenuhi berbagai
keinginan dari berbagai mahluk hidup dan alam semesta kita adalah alam semesta
yang tertutup, yang akan berakhir dalam 155,518 x 10 pangkat 12 tahun.
Berdasarkan kosmologi Vedanta, teori big Vision secara lebih jauh menyampaikan
bahwa saat ini alam semesta telah berusia 155,522 x 10 pangkat 12 tahun. Karena
gambaran kosmologi Vedanta yang lengkap berada di luar jangkauan artikel ini.
2.2 Unsur-unsur
Kosmis dan Beberapa Terminologi dalam Vedanta
Model
Vedanta memiliki teori tersendiri mengenai unsure-unsurnya. Unsure-unsur
tersebut mampu berada dalam keadaan termanifestasi maupun tidak termanifestasi.
Sebuah uraian singkat tentang beberapa unsur kosmis adalah sebagai berikut :
a. Pradhana:
unsure uni merupakan bentuk maeri awal, tertidur, tak termanifestasi dan halus.
Dalam keadaan ini, sebab dan akibat belum dapat dipisahkan. Ini merupakan
jumlah keseluruhan dari semua unsur yang belum berkembang dan haus. Dengan kata
lain, hal ini merupakan keadaan alam material yang berada tepat ia
termanifestasi.
b. Mahat-tattwa
: unsur uni mengandung seluruh komponen perwujudan material. Mahat-tattwa
tercipta oleh pandangan Tuhan Visnudi suatu bagian angkasa spiritual yang maha
luas. Mahat-tattwa ini seperti awan di langit yang terang. Seperempat bagian
dari keseluruhan akangkasa spiritual yang ditutupi oleh Mahat-tattwa disebut
dengan angkasa material. Di dalam Mahat tattwa ini terdapat alam smesta yang
tak terhingga jumlahnya.
c. Tiga
sifat alam material: atas kehendak Tuhan alam material bermanifestasi
dalamberbagai sifat untuk mengelompokkan berbagai keinginan para mahluk hidup.
Alam material ini secara umum dibagi menjadi tiga kategori yang disebut dengan
tiga sifat alam yaitu: sattvam, (kebaikan), rajah (nafsu), dan tamah
(kebodohan). Mahluk hidup bertindak secara berbeda ketika berinteraksi dengan
ketiga sifat alam semesta ini. sifat kebaikan lebih suci daripada dua sifat
lainnya dan semua mahluk hidup baik manusia, hewan, burung, tumbuhan, dan
sebagainya dipengaruhi oleh berbagai sifat alam dalam tingkatan yang berbeda.
d. Prakerti
dan Purusha (Materi dan Spirit) : Prakerti merupakan energy eksternal Tuhan
Yang Maha Esa sendiri.materi tidak memiliki kekuatan untuk mencipta tanpa
adanya kuasa dari Purusha(spirit), seperti halnya seorang wanita tidak dapat
mengandung seorang anak tanpa hubungan dengan seorang laki-laki. Purusha
memberikan benih dan Prakrti melahirkan. Seoerti halnya dalam sebuah badan
individual, kesadaran (jiwa) adalah sumber dari seluruh energy badan. Demikian
juga kesadaran Tertinggi Tuhan, merupakan sumber dari seluruh energy di alam
material. Ketika ciptaan kosmis berlangsung, para mahluk hidup secara langsung
diciptakan oleh tuhan; mereka tidak pernah menajdi produk materi atau suatu
bentuk kombinasi dari materi. Di dunia material, karena para jiwa yang terikat
menjadikan alam material (prakrti) sebagai objek kenikmatannya maka ia
mengambil kedudukan sebagai sang penikmat sehingga disebut sebagai purusha.
Dalam Vedanta, materi dan jiwa (spirit) adalah dua kategori yang berbeda.
e. Kekekalan
dan Kesementaraan : dalam Vedanta, terdapat penjelasan mengenai lima macam
kebenaran. Lima macam kebenaran itu adalah : 1. Iswara (Tuhan Ynag Maha Esa),
2. Jiwa (mahluk hidup), 3. Prakerti atau Materi, 4. Kala (waktu yang kekal), 5.
Karma (tindakan). Diantara kelima hal itu, Tuhan, para mahluk hidup, alam
material dan waktu adalah kekal. Karma berarti tindakan yang dilakukan oleh
para mahlik hidup dibawah pengaruh tiga sifat alam material baik secara fisik
maupun psikologis. Karma bersifat sementara. Dunia material bersifat sementara.
Dunia material bersifat sementara sedangkan dunia spiritual adalah kekal.
Menurut Vedanta, manifestasi alam semesta berlangsung dalam sebuah siklus dan
terdapat perubahan yang konstan terhadap keadaan alam material jagat raya ini.
akan tetapi sang jiwa atau atman, yang berinteraksi dengan energy material ini
tidak mengalami perubahan. Karena itu, tujuan utama Vedanta adalah untuk
mengarakan sang jiwa yang terpernagkap dalam perubahan konstan alam material
menuju ke dunia rohani dimana jati diri beserta fungsinya akan terungkap secara
sempurna. Jadi, keberadaan mahluk hidup dalam materi bersifat sementara
sedangkan keberadaanya di dunia rohani kekal.
f. Vyakta
dan Avyakta (Terwujud dan Tak Terwujud) : Vyakta yang berarti terwujud terdiri
dari obyek indria-indria dan hal-hal yang dapat dirasakan di dunia. Avyakya
berarti tak terwujud, yang berada di luar persepsi indria-indria. Contoh
Pradhana, dsb.
g. Brahmajyoti,
Ankasa Spiritual dan Material: Barahmajyoti atau angkasa spiritual adalah sinar
Tuhan yang besifat menyilaukan. Ini merupakan energy spiritual Tuhan dalam
bentuknya yang impersonal. Dalam brahmajyoti terdapat planet-planet Vaikuntha
yang tidak terbatas jumlahnya, yang bersifat spiritual dan bercahaya. Pada saat
penciptaan kosmis, suatu bagian dari brahmajyoti ditutupi oleh Mahat-tattwa
yang disebut ankasa material. Angkasa material hanyalah seperempat bagian
angkasa spiritual.
2.3 Ruang
dan Waktu dalam Kosmologi Vedanta
Dalam
Vedanta, Kala (waktu) bersifat kekal. Ia merupakan aspek impersonal Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam Bhagawadgita Sri Krsna, bersabda, kalo smi
loka-ksaya-krt-pravraddho, “Aku adalah waktu, penghancur dunia yang hebat. Ini
adalah sloka yang dikutip oleh Robert Oppenhimer pada saat uji coba bom atom
yang pertama di Los Alamos, New Mexico, USA pada tanggal 16 Juli 1945. Dalam
Srimadbhagavatam, Resi Maitreya menjelaskan bahwa waktu yang kekal merupakan
sumber utama interaksi ke tiga sifat alam material. Waktu tidak dapat dirubah,
tidak terbatas serta berfungsi sebagai alat Tuhan Yang Maha Esa dalam kegiatan
penciptaan dunia material. Dalam kosmologi Vedanta runag dan waktu sangat
berkaitan, waktu merupakan penyebab utama dari segala pristiwa setrta
menggerakkan seluruh aktivitas di alam smesta material. Waktu merupakan ukuran
dasar dari aktivitas indria-indria kita.
2,4
Dua Keadaan Materi dan Pengaktifan Materi Oleh Jiwa
Harus
dicermati bahwa komponen-komponen dasar kosmis terdiri dari dua keadaan yaitu
aktif dan tidak aktif. Substansi total awal yang tak terwujud dan tidak aktif
di sebut dengan Pradhana. Pada saat penciptaan, Pradhana diaktifkan oleh
Purusha, Tuhan Yang Maha Esa, dan materi menjadi terwujud,yang disebut dengan
prakrti. Baik materi maupun jiwa besifat kekal. Akan tetapi, pada saat
penciptaan berlangsung dalam siklus kosmis yang bagaikan perubahan musim,
jumlah keseluruhan materi yang tak terwujud diaktifkan oleh Jiwa Yang Utama dan
energy kosmis mulai tercipta. Inilah yang disebut dengan perwujudan sementara
dari energy material. Energy material ini kemudian diubah oleh kehadiran dari
mahluk spiritual yang memiliki kesadaran. Dengan kata lain, materi seperti itu
bersifat tidak aktif namun menjadi aktif oleh kehadiran sang jiwa, seperti
halnya seekor burung yang hidup. Burung bisa terbang karena di dalamnya
terdapat jiwa atau atman, bunga api spiritual, (Spiriton). Namun, akibat
susunan dari alam, badan memiliki periode waktu terbatas. Badan mengalami
kematian dan tidak aktif lagi ketika sang jiwa meninggalkannya. Pada saat
seluruh jagat raya berakhir maka komponen-komponen material kembali lagi dalam
keadaan tak terwujud, yang bersifat kekal. Itulah perbedaan antara jiwa dan materi.
Makluk spiritual yang tertinggi (Tuhan) adalah sumber awal dari materi dan jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar