Pages

Rabu, 05 November 2014

BHAKTI YOGA JALAN MENUJU PEMBEBASAN

Bhakti Yoga

Bhakti yoga dalah pencarian Tuhan yang sejati dan murni, pencarian yang diawali, dilanjutkannya dan diakhiri da.lam kasih sayang. Suatu saat tunggal dari kegilaan kasih sayang ekstrim terhadap Tuhan, akan membawa kita kepada kebebasan abadi. Dalam penjelasan aphorismanya tentang bhakti, Narada menyatakan “Bhakti adalah kasih sayang yang mendalam pada Tuhan.” Bila seseorang dapat mendapatkannya, ia akan mengasihi segalanya dan tak pernah membenci siapapun. Ia akan menjadi terpuaskan selanmanya.” Kasih sayang ini tak dapat dikurangi terhadap keuntungan duniawi apapun, karena selama keinginan duniawi ini masih ada, maka jenis kasih sayang ini tak akan muncul. Bhakti lebih mulia ketimbang karma, dan lebih agung daripada yoga, karena semua ini masih menghendaki objek yang tampak, sementara Bahakti kesukaannya sendiri, “caranya sendiri dan tujuannya sendiri.” Dalam bhagawadgita sloka 58 dijelaskan bahwa:
Mac-cittah sarva-durgani
Mat-prasadat tarisyasi
Atha cet tvam ahankaran
Na srosyasi vinankyasi
Terjemahannya :
Hanya dengan senantiasa mengingat Aku, maka dengan karunia-Ku engkau akan selalu mampu mengatasi segala halangan dan rintangan dalam bentuk apapun di jalan bhaktimu. Tetapi, jika karena pengaruh keakuan palsumu, engkau tidak mau mendengarkan penjelasan ini, maka engaku akan menemukan kemusanahanmu.
Menurut Prahlada Bhakti adalah kasih sayang abadi yang mengabaikan segala objek indra-indara yang dapat berlalu seperti Prahlada menjaga meditasinya pada Tuhan. Diharapkan kasih sayang semacam itu tak pernah lepas dari hati para bhakta.“ya Tuhan mereka membangun kuil tinggi-tinggi atas nama-Mu; mereka melakukan sedekah besar atas nama-Mu; hamba adalah orang miskin yang tak memiliki apapun, sehingga hamba pasrahkan jiwa raga hamba dan menempatkannya dibawah kaki pada-Mu. Janganlah mengabaikannya wahai Tuhan.” Demikian doa yang muncul dari kedalaman hati para Bhakta. Bagi mereka yang telah mengalaminya, korban diri abadi pada Tuhan Yang Terkasaih, jauh lebih tinggi ketimbang segala kekayaan dan kekuasaan, bahkan jauh lebih tinggi dari segala pemikiran yang membumbung tinggi tentang kemasyuran dan kenikmatan. Kedamaian dan kepasrahan Bhakta yang tenang merupakan suatu kedamaian yang melampaui segala pemahaman dan merupakan nilai yang tiada taranya. Apratikulya (Penyerahan diri) adalah suatu keadaan dari pikiran dimana ia tidak memiliki minat, sehingga wajar apabila tak mengenal apapun yang bertentangan dengannya. Dalam kepasrahan luhur ini, segala bentuk keterikatan sepenunya lepas, kecuali sepenuhnya teresap dalam kasih syang pada-Nya, sebagai tempat keberadaan, bergerak dan hidupnya segala sesuatu ini. keterikatan kasih sayang Tuhan ini sesungguhnya satu-satunya keterikatan yang tak membelenggu roh tetapi malahan melepaskan segala belenggu secara efektif.
Dewi Bhagavata memberikan definisi tentang kasih sayang lebih tinggi (para Bhakti) berikut ini : “bagai minyak yang ditungkan dari satu bejana ke bejana lain, mengalir tak putus-putusnya, demikianlah pula bila pikiran dalam arus pemikiran terus-menerus tentang Tuhan, itulah yang kita sebut Para-Bhakti, atau kasih sayang tertinggi.” Jenis aliran pemikiran dan hati yang terus menerus dan senantiasa mantap terhadap Tuhan ini, dengan keterkaitan yang tak terpisahkan, sungguh-sungguh merpakan manifestasi kasih sayang manusia tertinggi terhadap TUhan.
Misteri Cinta Kasih
Kita melihat cinta kasih dimena-mana dalam ala mini. Apapun yang merupakan kebaikan, keagungan dan kemuliaan adalah hasil dari cinta kasih. Dan apapun yang di dalam masyarakat dianggap sangat buruk, bahkan amat sangat buruk, adalah juga efek buruk dari emosi cinta kasih yang sama. Cinta kasih yang samalah yang memberi kita hubungan cinta kasih antara suami dengan istri sebagaimana halnya jenis cinta kasih terendah yang dipenuhi nafsu hewani. Emosinya memang sama, namun manifestasinyalah yang berbeda dalam kasus berbeda. Perasaan sinta kasih yang sama itulah, yang mengarah pada hal-hal yang baik atau buruk, yang mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan memberikan segala miliknya kepada orang-orang miskin, namun cinta kasih yang sama jugalah yang memeras orang dan merampas semua miliknya. Yang pertama mencintai ornag lain sebagaimana yang kedua mencintai dirinya sendiri. Namun arah cinta kasih dari orang yang kedua ini buruk, dan arah cinta kasih yang benar adalah yang pertama. Api yang dapat digunakan untuk memasak makanan kita dapat juga membakar anak-anak yang suka bermain api, dan hal itu bukan salahnya api jika terjadi hal demikian, perbedaanya hanyalah pda penggunaannya. Oleh karena itu cinta kasih-keinginan yang besar untuk bergabung, keinginan yang kuat untuk mempersatukan yang dua, mungkin suatu saat akan bersatu sedang bermanifestasi dimana-mana dalam bentuk yang lebih tinggi atau lebih rendah sesuai dengan masalahnya.
Bhaktiyoga adalah pengetahuan tentang cinta kasih yang lebih tinggi. Ia menunjukkan kepada kita bagaimana cara mengendalikannya, bagaimana cara menanganinya, menggunakannya, memberinya tujuan baru, dan dengannya kita akan memperoleh hasil tertinggi dan mulia yaitu bagaimana membuatnya dapat menghantarkan kita pada pemberkatan spiritual. Bhaktiyoga tidak mengatakan “Tanggalkanlah” ia hanya mengatakan “Kasihi-cintailah yang tertinggi.” Dan segala yang bersifat rendah akan hilang darinya, karena objek yang dicintainya adalah objek tertinggi.
Aku tak dapat berkata apapun tentang-Mu selain bahwa Kau adalah yang kukasihi. Kau adalah indah. Kau sungguh-sungguh indah, ini adalah bahwa kehausan kita akan keindahan itu harus ditujukan pada Tuhan. Apakah arti keindahan wajah manusia,keindahan langit, bulan dan bintang? Semua itu hanya perluasan sebagian dari keindahan Tuhan sejati, yang merangkai segalanya ini. Dia bersianar maka segalanya bersinar, melalui sinarnyalah maka semua ini dapat bersianr. Pakailah posisi bhakti tertinggi, yang membuatmu melupakan sama sekali kekuatan kecilmu itu. Jauhkanlah dirimu dari segala keterikatan keakuan duniawi kecil itu. Janganlah memandang kemanusiaan sebagai pusat dari segala keterikatan manusiawimu dan yang lebih tinggi. Bersikaplah sebagai seorang saksi, seorang murud dan pelajarilah segala fenomena alam. Milikilah perasaan tanpa keterikatan pribadi dalam hubungan dengan manusia dan luhatlah kemahakuasaan cinta kasih yang bekerja dengan sendirinya di dunia.
Kadang-kadang memang ada sedikit gesekan, namun hal itu hanya ada pada arus perjuangan untuk mencapai yang lebih tinggi, yaitu kasih sejati. Kadangkala ada sedikit perjuangan dan sedikit kekalahan, namun semuanya itu hanya sambil lalu saja. Menyampinglah dan biarkan dengan bebas gesekan itu muncul. Anda hanya akan merasakan gesekan itu kalau anda berada dalam arus duniawi. Namun jika anda berada di luarnya, hanya sebagai saksi dan siswa saja, maka anda akan dapat melihat bahw disana ada jutaan saluran dimana Tuhan memanifestasikan diri-Nya sebagai cinta kasih.
Dimanapun ada kebahagiaan meskipun pada sesuatu yang paling sensual, disana ada percikan kecil kebahagiaan abadi yang ,erupakan Tuahan itu sendiri. Bahlan pada suatu atraksi paling rendahpun ada permata cinta kasih Tuan. Salah satu julukan Tuhan dalam bahasa sanskrta adalah Hari yang artinya adalah Dia yang menarik segalanya pada diri-Nya. Dalam kenyataanya Dia adalah satu-satunya keindahan yang ada dalm hati manusia. saiapakah yang dapat benar-benar memikat ang roh? Hanya Dia. Materi tidak akan pernah dan tak akan terjadi. Ketika Anda melihat seseorang berusaha mendapatkan wajah cantik, apakah Anda berpkir bahwa itu merupakan susunan rapi molekul-molekul material yang benar-benar memikat orang? Sama sekali tidak. Dibalik partikel material itu pasti ada permainan dan pengaruh dari kasih sayang Tuhan. Orang bodoh tak mengetahuinya, namun secara sadar ataupun tidak, ia terpikat olehnya. Jadi bentuk penampilan yang terendah sekalipun memperoleh kekuatan dari Tuhan itu sendiri.
Tuhan adalah magnet agung, kita semua adalah bagian serbuk bijih besi. Kita secara terus menerus ditarik oleh-Nya dan kita semua berusaha mendekati-Nya. Semua pencarian terhadap apa yang menjadi milik kita di dunia ini tentu saja tidak dimaksudkan untuk tujuan kekuatan. Orang bodoh tak akan mengetahui apa yang mereka lakukan. Bagaimanapun juga, pekerjaan dari kehidupannya adalah mendekati magnet besar itu. Semua usaha besar dan perjuangan hidup ini ditujukkan untuk membuat kita menuju pada-Nya dan pada akhirnya bersatu pada-Nya.

Agama Cinta Kasih
Sebuah bintang muncul, kemudian muncul lagi yang lebih besar, lalu yang lebih besar lagi, sehingga akhirnya muncul matahari dan semua cahaya yang lebih redup, sirna. Matahari itu adalah Tuhan. Bintang-bintang adalah cinta kasih yang lebih kecil. Ketika matahari menyeruak manusia, maka ia akan mabuk sebagaimana yang dikatakan Emerson. “Orang yang mabuk Tuhan.” Dia akan menjelma menjadi Tuhan. Segalanya bergabung dalam suatu samudra cinta kasih. Cinta kasih biasa semata-mata hanyalah ketertarikan hewani. Kalau tidaka demikian, mengapa ada perbedaan dalam jenis kelamin? Jika seseorang berlutut dihadapan patung Tuhan dinaggap pemujaan aneh, namun jika seseoran berlutut dihadapan suami atau istri maka di anggap lumrah.
Kita semua adalah kanak-kanak yang berjuang. Jutaan orang masih bersikap bisnis tentang agama. Jika dalam sebab ada beberapa orang yang mencapai cinta kasih tuhan, maka seluruh bangsa akan terberkati dan tersucikan. Dan ketika putra Tuhan lahir ke dunia, maka seluruh bangsa akan terberkati. Memang benar orang-orang seperti itu trlahir pada suatu negara tertentu namun kita semua harus berusaha untuk mencapai-Nya. Siapa yang mengetahui daintara Anda dan saya mungkin akan menjadi orang berikutnya yang mencapainya. Oleh karena itu, marilah kita berusaha kearah sana.
Anda membaca dalam khotbah di pucak gunung, “Mintalah, maka semua akan diberikan padamu, carilah maka kau akan mendapatkannya, ketuklah maka pintunya akan dibuka untukmu.” Kesulitannya ialah siapa yang mencari dan siapa yang menginginkannya?
Bhakti merupakan suatu agama. Dan agama bukanlah untuk yang banyak itu. Itu tak mungkin. Sejenis guncangan lutut, jongkok dan berdiri mungkin sesuai untuk banyak orang, namun agama adalah bagi beberapa orang saja. Dalam setiap negara mungkin hanya beberapa ratus orang saja dapat menjadi dan akan menjadi religius. Yang terpenting adalah keinginan akan Tuhan. Kita tak menginginkan apapun selain Tuhan, karena keperluan kita sudah di penuhi oleh dunia eksternal. Hanya apabila keperluan kita melampaui segala keperluan duniawi sajalah, kita akan menginginkan pasokan dari yang internal, yaitu Tuhan.
Apa yang kita inginkan? Ulangi pertanyaan ini setiap hari pada diri kita: apakah kita menginginkan Tuhan? Anda mungkin telah membaca semua buki dialam semesta ini, namunu cinta kasih itu tak akan dimiliki karena kemampuan bicara, juga bukan karena ketinggian kecerdasan, juga bukan karena memplajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Mereka yang menginginkan Tuhan akan mendapatkan cinta kasih. Pada Tuhan memberikan diri-Nya sendiri. Cinta kasih senantiasa saling menguntungkan, yang sifatnya memantul. Anda, maka dalam sebulan atau setahun Anda akan terikat untuk mencintai saya. Ini adalah fenomena psikologi yang sudah terkenal. Sebagaimana istri tercinta yang senantiasa memikirkan kepergian suaminya, dengan cinta kasih yang sama pula hendaknya kita menginginkan Tuhan, maka kitapun akan menemukan Tuhan. Dan semua buku dan berbagai pengetahuan tak akan mampu mengajarkan apapun kepada kita. Dengan membaca buku kita membeo; tak seorang pun menjadi terpelajar hanya dengan membaca buku. Jika seseorang mampu membaca sepatah karena tentang cinta kasih itu, maka dialah sesungguhnya yang terpelajar. Jadi, pertama-tama yang harus kita miliki adalah mendapatkan keinginan tersebut.
Kita melihat orang-orang pergi ke gereja dan berdoa, “Tuhan, berilah hamba anu dan anu. Tuhan sembuhkan penyakitku.” Mereka menginginkan badan yang sehat, karena mereka mendengar ada yang akan melakukan kegiatan kerja ini bagi mereka, sehingga dia pergi gereja dan berdoa pada-Nya. Lebih baik menjadi atheis daripada memiliki gagasan seperti itu. Sebagaimana telah saya katakana, bhakti merupakan cita-cita tertinggi. Saya tak mengetahui apakah kita akan mencapinya atau tidak., ratusan atau ribuan tahun lagi, namun kita harus membuatnya sebagai cita-cita tertinggi kita, membuat indra-indra kita mengarah pada yang tertinggi.

Segitiga Cinta Kasih
Kita dapat mengandaikan cinta kasih itu sebagai sebuah segitiga, yang masing-masing sudutnya berhubungan satu sama yang lainnya dengan tiga karakteristik yang tak terpisahkan. Tak akan ada segitiga tanpa tiga sudut, dan tak mungkin ada cinta kasih sejati tanpa tiga karakteristik di bawah ini : sudut yang pertama dari segitiga cinta kasih itu yaitu cinta kasih tak mengenal tawar menawar. Yang kedua, cinta kasih tak mengenal rasa takut. Sudut yang ketiga adalah cinta kasih tak mengenal saingan, karena dalam cinta kasih itu sendiri selalu terbungkus cita-cita luhur si pencinta.
‘Cinta’ yang kita dengar dibicarakan dimana-mana. Setiap orang berkata “Cintailah Tuhan.” Orang-orang tak mengetahui apa yang harus dicintainya. Jika mereka mengetahui apa yang harus dicintainya. Jika mereka mengetahui, maka mereka tak akan berbicara begitu fasihnya tentang Tuhan. Setiap orang berkata bahwa mereka dapat mencintai dan kemudia cepat sekali mengetahui bahwa tak ada cinta kasih dalam sifatnya. Setiap wanita berkata bahwa dia dapat mencintai dan segera mengetahui bahwa dirinya tak mampu berbuat demikian. Dunia ini penuh dengan pembicaraan tentang cinta kasih, namun benar-benar sulit untuk mencintai. Dimanakah cinta kasih itu? Bagaimana kita mengetahui bahwa disini ada cinta kasih? Ujian pertama terhadap cinta kasih adalah bahwa cinta cinta kasih tak mengenal tawar menwar. Selama kita melihat manusia mencintai yang lain hanya untuk mendapatkan sesuatu darinya, maka kita mengetahuinya bahwa ini bukanlah cinta kasih. Ini hanyalah masalah jual beli semata. Dimana ada permintaan untuk membeli dan menjual, itu bukan cinta kasih. Jadi jika orang berdoa pada Tuhan, “Berikan hamba ini, itu,” itu buakan cinta kasih. Bagaimana itu disebut cinta kasih? Aku mempersembahkan doa dan Anda memberiku sesuatu sebagai balasannya. Itu tiada lain semata-mata suatu masalah perdagangan biasa saja.
Seorang raja agung bepergian ke hutan untuk berburu, dan disana beliau kebetulan bertemu seorang pertapa. Dia bercakap-cakap sebentar dengan sang petapa dan menjadi tenang sehingga beliau menawarkan sang pertapa untuk menerima hadiah. “Tidak” kata sang pertapa. “Hamba sudah cukup puas denga keadaan hamba. Pepohonan ini memberi cukup makanan untuk hamba. Aliran sungai yang murni ini sudah cukup memberi hamba air, yang hamba inginkan. Hamba tidur di goa ini. apa peduli hamba dengan hadiah Anda, meskipun Anda seorang kaisar? Sang raja menjawab : “Hanya untuk menyicikanku, mengungkapkan rasa syukurku, ikutlah bersamaku ke kota dan terimalah beberapa hadiah dariku.” Akhirnya sang rsi stuju untuk ikut sang raja, dan dia dibawa ke istana raja, dimana emas, perhiasan, kemewahan dan segala sesuatu menakjubkan tersedia. Kekayaan dan kekuasaan tercermin dimana-mana. Sang raja memintanya menunggu sebentar karena beliau sedang berdoa, beliau pergi ke pojok dan mulai berdoa. “Tuhan berilah hamba kekayaan, anak yang cukup dan wilayah yang lebih luas.” Sementara sang rsi yang mendengar doa itu, dia pun bangkit, melangkah pergi. Sang raja melihat hal ini langsung mengejarnya. “Tuan, tunggu. Anda belum menerima hadiah dariku, lantas pergi begitu saja.” Sang rsi berbalik dan berkata, Hai pengemis, aku taka meminta pada pengemis. Apa yang dapat kau berikan padaku? Sementara setiap saat kau mengemis seperti itu.”
Yang seperti itu bukanlah bahasa cinta kasih. Apa perbedaan cinta kasih dengan sikap jual beli, jika kau memohon Tuhan untuk memberi ini dan itu? Ujuan pertama dari cinta kasih adalah bahwa cinta kasih tak mengenal tawar-menawar. Cinta kasih selalu sebagai pemberi dan bukan penerima. Kata putra Tuhan, jika tuhan berkhendak, aku berikan segalanya pada-Nya, namun namun aku tak menginginkan apapun dari-Nya. Aku tak menginginkan apapun dari ala mini. Aku mencintai-Nya karena aku ingin mencintai-Nya. Dan aku tak menginginkan apapun sebagai balasannya. Ujian yang kedua adalah bhawa cinta kasih tak mengenal rasa takut. Karena tak mungkin cinta kasih dalam ketakutan. Cinta kasih menaklukan segala ketakutan demikian juga dalam mencintai Tuhan. Yang ketiga masih tetap merupakan ujian tertinggi. Cinta kasih selalu merupakan cita-cita tertinggi, kalau seseorang sudah melewati dua tingkatan tadi, ketika ia telah membuang segala sifat tawar menawar tadi dan membuang segala rasa takut, maka orang itu mulai menyadari bahwa cinta kasih adalah tujuan tertinggi.

Perlunya Seorang Guru
sekarang dalam perkembangan kecerdasan kita dapat memperoleh banyak bantuan dari buku-buku bacaan, namun dalam perkembangan spiritual, hal itu hampir tidak dapat. Dalam mempelajari kitab-kitab, kadang kadang kita dibingungkan pada pemikiran bahwa kita sudah dibantu secara spiritual. Namun jika kita menganalisa diri kita lebih jauh, kita akan mendapatkan bahwa yang dibantu itu adalah kecerdasan kita bukan roh. Itulah alasannya mengapa setiap kita dapat berbicara yang hebat tentang hal spiritual, namun dalam prakteknya sangat disayangkan bahwa kita sama sekali kurang. Itu dikarenakan oleh buku yang tidak dapat memberi kita dorongan dari luar. Untuk mempercepat perkembangan spiritual, kesan itu harus datang dari roh lain.
Roh yang memberi dorongan spiritual itulah yang disebut Guru dan roh yang diberikan dorongan itu disebut siswa (murid). Untuk menyampaikan dorongan ini, maka roh yang akan meyampaikan dorongan itu harus memiliki kekuatan penyampaian pada si murid. Dan sebalikya, roh yang akan diberi kekuatan itu harus sudah layak untuk menerimanya. Benihnya haruslah benih yang hidup, dan tanahnya harus tanah gembur yang telah di bajak dan kalau kedua syarat ini terpenuhi maka perkembangan yang luar biasa dalam hal agama akan terjadi. Penyebar agama haruslah orang hebat; demikian pula yang mendengarnya, maka jika kedua orang ini memenuhi syarat tadi maka dengan sendirinya terjadi perkembangan keagamaan luar biasa, yang pesat. Mereka inilah guru sejati dan murid sejati.


Tentang Doa
Tuhan berpribadi dan tanpa pribadi sebagaimana kita yang berpribadi dan tanpa pribadi. Doa dan pujian-pujian hanyalah cara pertama dalam perkembangan spiritual. Mengulangi nama Tuhan mempunyai Tuhan mempunyai daya yang luar biasa. Sebuah mantra adalah kata-kata suci atau nama-nama Tuhan yang dipilih guru untuk diulang-ulang muridnya. Si murid harus berkosentrasi pada suatu pribadi yang dipuja dan di puji, dan itulah yang disebut ista (pilihan).
Mantara bukanlah kata-kata biasa namun Tuhan itu sendiri dan kita memiliki-Nya dalam diri kita. Berfikir dan berbicaralah selalu tentang-Nya. Janganlah memiliki keinginan tentang benda-benda duniawi. Sebagaimana dijelsakan dalam ajaran Buddha mengatakan “Apa yang kau pikirkan demikianlah engkau jadinya.”
Setelah mencapai keadaan bawah sadar, bhakta turun lagi dalam keadaan tingkatan cinta kasih dan pemujaan. Cinta kasih yang murni tak memiliki motif lain. Cinta kasih yang murni itu tanpa mengharapakan pencapaian suatu hal. Setelah doa dan pujian-pujian maka daiadakan meditasi. Kemudian dilanjutkan dengan memusatkan diri pada nama dan pada ista pribadi. Berdoalah agar manifestasi itu merupakan Bapa, Ibu, Tuhan, melepaskan kita dari keterikatan. Berdoalah bimbinglah kami dengan tangan-Mu sebagai seorang Ayah yang menuntun anaknya, dan jangan tingalkan kami. Berdoalah: “aku tak menginginkan kekayaan atau kecantikan, dunia ini atau apapun, namun aku menginginkan-Mu, ya tuhan! Aku sudah letih. Ya tuhan, bawalah hamba dengan tanganmu. Hamba berlindung pada-Mu jadikanlah hamba pelayan-Mu, jadilah tempatku berlindung.” Dalam Rgveda. 8.69.8 dijelaskan bahwa :
Acarta prarcata,
Priyamedhaso arcata.
Arcantu putraka unta
Puram na dhrsnvarcata.
Terjemahan:
Sembahlah, sembahlah Dia dengan sepenuh hati. Ya, anda para pecinta pengetahuan, sembahlah dia. Suruhlah anak-anak juga menyembah Dia sebagai suatu tempat perlindungan yang tidak terkalahkan.

Pemujaan Tertinggi
Agama sebenarnya bersendikan pada cinta kasih, bukan pada upacara-upacara tertentu agama itu ada dalam cinta kasih dari hati yang tulus dan murni. Jika saja manusia itu tidak suci dalam badan dan pikirnnya, maka kedatangannya ke kuil tak ada gunanya. Doa dari mereka yang suci badan dan pikirannya akan dijawab oleh Tuhan dan mereka yang tidak suci harinya namun mencoba untuk mengajarkan masalah agama pada orang lain akan gagal pada akhirnya. Pemujaan objek luar hanyalah sebuah simbol dari pemujaan yang ada di dalam, namun pemujaan internal dan kemurnian hati ini, maka pemujaan luar tak akan bermanfaat. Oleh karena itu Anda harus berusaha mengingat hal ini.
Inilah intisari dari semua bentuk pemujaan, yaitu: untuk menjadi murni dan melakukan kebaikan pada orang lain. Dia yang mampu melihat Tuhan pada yang malang, yang lemah, yang penyakitan adalah penyembah Tuhan sejati. Dan jika ini hanya melihat Tuhan dalam patung, ini tiada lain hanya langkah permulaan. Dia melayani dan menolong yang miskin, melihat Tuhan dalam dirinya, tanpa memandang kasta, aliran ataupun ras dan lain-lain, padanya Tuhan senang daripada mereka yang melihat Tuhan hanya di kuil-kuil.
Cinta Kasih, Si Pecinta dan Yang Dicinta
Dalam Bhagawadgita sloka 29 sudah dijelaskan seperti berikut :
Samo ‘ham sarva bhutesu,
Na me dvesyo ‘sti na priyah,
Ye bhajanti tu mam bhaktya
Mayi te tesu capy ahamTerjemahannya :
Aku bersikap sama pada semua mahluk, tidak ada yang Aku benci dan tidak ada yang Aku kasihi. Akan tetapi, mereka yang memuja-Ku dengan penuh rasa bhakti, maka dia akan selalu bersama-Ku dan aku ada pada dirinya. jadi sudah terlihat jelas bahwa Tuhan memberikan cinta kasih yang sama pada semua mahluk ciptaannya.
Dunia eksternal ini hayanlah duania sugesti. Semua yang kita lihat, kita proyeksikan dari pikiran kita. Sebutir pasir terhisap masuk kedalam cangkang seekor tiram dan merangsangnya. Rangsangan dalam tiram itu menghasilkan suatu selaput yang menutupi butir pasir tersebut dan terbentuklah suatu mutiara indah. Dengan cara yang sama, benda atau sesuatu diluar kita memberikan sugesti untuk memproyeksikan cita-cita kita sendiri dan mewujudkannya. Yang jahat melihat dunia ini sebagai neraka yang sangat kejam, dan yang baik melihatnya sebagai surga yang sempurna. Para pecinta melihat dunia ini dengan penuh cinta kasih dan para pebenci melihatnya dengan penuh kebencian. Para petarung tak melihat hal lain selain perselisihan dan orang yang menyukai kedamaian tak melihat apapun selain kedamaian. Namun orang sempurna tak melihat apapun selain Tuhan. Jadi kita senantiasa memuja cita-cita sebagai cita-cita, maka semua alasan dan keragu-raguan akan sirna selamanya. Siapakah yang peduli apakah Tuhan itu dapat diungkapkan atau tidak? Cita-cita itu tak pernah dapat hilang, karena ia merupakan bagian dari sifatku sendiri. Aku hanya akan mempertanyakan cita-cita kalau kalau aku mempertanyakan keberadaanku sendiri dan karena aku tak dapat mempertanyakan yang satu, maka aku juga tak dapat mepertanyakan yang lain. Siapakah yang perduli apakah Tuahan itu maha perkasa dan maha pengasih pada saat yang sama atau tidak? Siapakah yang perduli apakah Tuhan itu penghukum umat manusia.

Dari pembahasan daitas yang sudah jelas dikatakan bahwa jalan menuju moksa dengan berbakti kepada Tuhan dengan sepenuh hati tanpa menginginkan ini dan itu, karena pada prinsipnya seseorang yang berbakti masih menginginkan kekayaan, keselamatan, dll masih dianggap sebagai pengemis. Akan tetapi jalan bhakti yang benar adalah bagaimana kita mampu untuk tidak memohon kepadan-Nya, yang terfokus dalam pikiran kita hanyalah penyatuan sang atman dengan Brahman mengingat esensi dari jiwa ini merupakan bagian terkecil dari Brahman dan mengakhiri renkarnasi atau punarbhawa kelahiran yang berulang-ulang yang disebabkan oleh terikatnya sang atman dengan keindahan duniawi ini.
Dalam pembahasan diatas sudah dijelaskan bahwa Cinta kasih yang murni tak memiliki motif lain. Cinta kasih yang murni itu tanpa mengharapakan pencapaian suatu hal. Setelah doa dan pujian-pujian maka daiadakan meditasi. Kemudian dilanjutkan dengan memusatkan diri pada nama dan pada ista pribadi. Berdoalah agar manifestasi itu merupakan Bapa, Ibu, Tuhan, melepaskan kita dari keterikatan dan mencapai moksa. Sesungguhnya ajaran ini sangat perlu diketahui oleh umat Hindu di Bali pada khususnya dimana umat Hindu di Bali sebagian besar dalam pemujaan masih ada motif-motif lain dibalik pemujaannya kepada Tuhan. Salah satu contoh seseorang melakukan bhakti apabila ia ingin suatu jabatan tertetu dalam politik, supaya mendapatkan suatu kedudukan tertentu dalam masyarakat. Sesungguhnya itu merupakan pemahaman yang kurang tepat mengingat kedudukan atau jabatan itu bukan merupakan tujuan dari hidup ini.

DAFTAR PUSTAKA
Titib, I Made. 1996.Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan.Surabaya: Paramita
Wiwekananda, Svami. 2006. Vedanta Gema Kebebasan. Surabaya: Paramita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar